SELAMAT JUMPA,
Apa kabar, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan taufik dan hidayah, sehingga dapat melanjutkan tugas suci, YANG bermoral dan berbudaya

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
SISWA AKTIF BELAJAR

Kamis, 29 April 2010

PEMBELAJARAN BERMAKNA

A. Pendahuluan
Pada dasarnya prinsip belajar lebih dititikberatkan pada aktivitas peserta didik yang menjadi dasar proses pembelajaran baik dijenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) maupun Tingkat Perguruan Tinggi.
Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah ” . suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu “. Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar ialah . a way working with students … A process of interaction . the teacher does something to student, the students do something in return. Dari definisi itu tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah ” . suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar”. Tardif (1989) mendefinisikan, mengajar adalah . any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar. Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu
  1. Pengertian Kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan  pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebai-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.
  2. Pengertian institusional yaitu mengajar berarti . the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat , kemampuan dan kebutuhannya.
  3. Pengertian kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Dari definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses belajar dan tujuan pengajaran tercapai.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar, mengajar dan pembelajaran ádalah tiga permaslahan yang tidak dapat dipisahkan ibarat sisi mata uang. Karena ketiga persoalan tersebut sama-sama merupakan proses untuk memperoleh ilmu pengetahun yang bermuara pada perubahan tingkah laku.

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com)
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Gagne dan Briggs (1979:3)
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.

Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
  1. Siswa, Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
  2. Guru, Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
  3. Tujuan, Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
  4. Materi Pelajaran, Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
  5. Metode, Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
  6. Media, Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.
  7. Evaluasi, Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.


3. Ciri-ciri Pembelajaran
Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:
  1. siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
  2. guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,(aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
  3. guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,
  4. orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta
  5. guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai berikut :
•Motivasi belajar
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Adalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992)

•Bahan belajar
Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.
Alat Bantu belajar
Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.

• Suasana belajar
Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi :
  • Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat bersama.
  • Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran yang disediakan berkesusaian dengan karakteristik siswa.
Kegairahan dan kegembiraan belajar jug adapat ditimbulkan dari media, selain isis pelajaran yang disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh factor intern siswa yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain sebagainya.

•Kondisi siswa yang belajar
Mengenai kondisi siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut :
  • Siswa memilki sifat yang unik, artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda.
  • Kesamaan siwa, yaitu memiliki langkah-langkah perkenbangan, dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.
Kondisi siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh factor intern dan juga factor luar, yaitu segala sesuatau yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan guru. Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih berperan sebagai fasilitaor, motivator, dan pembimbing.
Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Penulisan mengenai metode di bawah ini tidak mengikuti suatu urutan tertentu, tetapi dilakukan secara acak. Diungkapkan pula kapan baiknya metode tersebut dilaksanakan serta keunggulan dan kekurangan metode tersebut.
`Sebelum memutuskan metode mana yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar, maka
seorang pengajar perlu memperhatikan beberapa pertimbangan berikut :

a. Tujuan pembelajaran.
Pertimbangan ini merupakan syarat mutlak dalam pemilihan metode yang akan digunakan. Sebagai contoh, seorang guru kesenian menetapkan cara memainkan alat musik dengan benar. Dalam hal ini metode yang dapat membantu adalah metode ceramah, dimana diterangkan bagian-bagian dari masing-masing alat musik dan cara penggunaannya. Kemudian metode demonstrasi, siswa dapat mendemonstrasikan cara memainkan suatu alat musik dengan benar, selanjutnya metode pembagian tugas, siswa kita tugasi, bagaimana memegang gitar, bass, drum, dan apa tugas mereka, dan bagaimana mereka dapat bekerjasama dan memainkan suatu lagu dengan baik dan benar.

b. Pengetahuan awal siswa
Metode yang akan kita gunakan tergantung pada pengetahuan awal yang dimiliki para siswa. Jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri. Metode yang dapat digunakan hanyalah ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, praktikum, bermain peran, dan lainlain.

c. Bidang studi/pokok bahasan/aspek
Pada SLTP dan Sekolah Menengah, program studi diatur dalam tiga kelompok. (1) program pendidikan umum (kognitif), (2) program pendidikan akademik, dan (3) pendidikan keterampilan (psikomotorik). Maka metode yang akan kita gunakan lebih berorientasi pada masing-masang ranah diatas yang terdapat dalam pokok bahasan/aspek.

d. Alokasi waktu dan sarana penunjang
Dalam satu jam pelajaran, kita perlu membagi waktu yang akan dipergunakan oleh masing-masing metode. Misalnya, pelajaran Kimia, metode yang akan dipakai adalah praktikum, bukan berarti metode lain tidak kita gunakan. Metode ceramah sangat perlu untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan, dengan alokasi waktu sekian menit.
Kemudian memungkinkan metode diskusi, karena dari hasil praktikum, siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecahkan problem yang dihadapi.

e. Jumlah siswa
Idealnya metode yang diterapkan melalui pertimbangan rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif. Dalam kelas yang besar dan siswa yang banyak, metode ceramah yang lebih efektif, akan tetapi yang perlu diingat bahwa metode ceramah memiliki banyak kelemahan.

f. Pengalaman dan kewibawaan pengajar.
Pengalaman akan membuat seorang pengajar dapat menentukan dengan tepat metode mana yang akan dipergunakan. Kewibawaan merupakan kelengkapan mutlak yang bersifat abstrak karena guru akan berhadapan dan mengelola siswa dengan latar belakang yang berbeda beda.
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat /cum laude/. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya. Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya? Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
1. Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual .
2. Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual.
3. Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
4. Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
5. Perbedaan aktualisasi diri(self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Stimulus motivasi belajar Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
•Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
•Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan. Tips-tips meningkatkan motivasi belajar Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi. Seperti :
•Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar. Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
•Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif. Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
•Cari motivator.
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

III. Konsep Belajar dan Pembelajaran
Pada tahapan ini penulis tidak membedakan makna belajar dan pembelajaran karena kedua kata tersebut secara subtansial mempunyai makna yang sama, yaitu suatu proses menuju pada perubahan, baik pengetahuan, sikap, dan tingkah laku atau sikap manusia.

A. Konsep Belajar Menurut Tokoh-Tokoh Islam
Banyak tokoh-tokoh Islam yang memiliki kepedulian dan menyumbangkan pemikirannya tentang aktivitas belajar, diantara tokoh tersebut adalah Al-Ghazali dan Al-Zarnuji. Kedua tokoh-tokoh ini pemikiran-pemikirannya mewarnai dunia pendidikan di Indonesia terutama pendidikan Islam.
1. Menurut Al-Ghazali konsep belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu ta’lim insani dan ta’lim robbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. Konsep ini biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya, dan biasanya dilakukan dengan menggunkan alat-alat indrawi. Proses ta’lim insani dibagi menjadi dua. Pertama, dalam proses belajar mengajar hakikatnya terjadi aktivitas mengekplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubhan-perubahan prilaku. Seorang pendidik mengeksplor ilmu yang dimilikinya untuk diberikan kepada peserta didik, sedangkan peserta didik menggali ilmu dari pendidik agar ia mendapatkan ilmu. Al-Ghazali menganalogikan menuntut ilmu dengan menggunakan proses belajar mengajar.
Dalam proses ini, peserta didik akan mengalami proses mengetahui, yaitu proses abtraksi. Suatu objek dalam wujudnya tidak terlepas dari aksiden-aksiden dan atribut-atribut tambahan yang menyelubungi hakikatnya. Ketika subjek berhubungan dengan objek yang ingin diketahui, hubungan suatu terkait dengan ukuran, cara, situasi, tempat. Kemudian Al-Ghazali membagi tahap-tahap abstraksi pada dua tahapan, yaitu.a). indra menangkap suatu objek, ia harus pada jarak terten tu dari objek dan situasi tertentu, b) terjadi alkhayyal menangkap objek tanpa melihat,tetapi tangkapan-tangkapan masih meliputi aksiden-aksiden dan atribut-atribut tambahan seperti kualitas dan kuantitas
Agar proses belajar mengajar dapat ektif dan mendapatkan hasil yang optimal ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh peserta didik, 1) mendahulukan kebersihan jiwa dari akhlak yang kotor. Karena hati sebagai sentral dalam jasad manusia dan sangat berpengaruh terhadap segala aktivitas pekembangannya. 2) mengurangi kesenangan duniawi agar hati terpusat pada ilmu dan pelajaran. 3) Sederhana dalam hal makanan, karena bila terlalu kenyang dapat mengakibatkan keras hati, mengganggu ketangkasan dan kecerdikan serta malas, dan lain sebagainya. 4) Belajar ilmu sampai tuntas. 5). Bersikap rendah diri jangan meremehkan orang lain termasuk kepada gurunya. 6). Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang bermanfaat, membahagiakan, mensejahterakan dan memberi keselamatan dunia dan akhirat
Kedua yang terkait dengan ta’lim insani adalah tafakur. Tafakur diartikan sebagai proses belajar dengan mengamati kejadian alam dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Tafakur ini dapat dilakukan dengan mengosongkan jiwa dan hati yang suci..
Selanjutnya konsep belajar dengan pendekatan ta’lim robbani. Pada tahapan ini seorang manusia belajar dengan bimbingan tuhan
2. Menurut Al-Zarnuji bahwa konsep belajar mengajar adalah meletakan hubungan pendidik dan peserta didik pada tempat sesuai porposinya, seorang siswa adalah seorang yang harus selalu tekun dalam belajar, senantiasa menghormati ilmu pengetahuan dan menghormati pendidik, karena kalau siswa sudah menghormati guru dan menghormati ilmunya.

B. Konsep belajar Behaviorisme
Studi secara sistematis tentang belajar relatif baru. Sampai abad 19, belajar masih dianggap masalah dalam dunia keilmuan. Dengan menggunakan teknologi yang digunakan oleh ilmu fisika , para peneliti mencoba menghubungkan pengalaman untuk memahami bagaimana manusia belajar. Beberapa peneliti yang melakukan studi tentang belajar, antara lain :
1. Ivan paviov.
Konsep belajar yang ditawarkan oleh ivan pavlov adalah proses perubahan tingkah laku manusia atau hewan disebabkan adanya stimulus atau ransangan diberikan secara kontinyu serta terus menerus 

2. Woolfolk
Konsep belajar yang lebih efektif dan tepat agar siswa dapat menyerap semua materi pelajaran yang telah diajarkan maka seorang pendidik harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
• memberikan suasana yang menyenangkan ketika memberikan tugas-tugas belajar. Misalnya, a) menekankan pada kerja sama dan kompetisi antarkelompok daripada individu. Banyak siswa yang akan memiliki respon emosional secara negatif terhadap kompetisi individu, yang memungkinkan akan digeneralisasikan dengan pelajaran-pelajaran yang lain. b) membuat kegiatan membaca yang menyenangkan dengan cara menyediakan ruang baca yang menarik, nyaman dan menyenangkan, tidak bising dan lain sebagainya.
• membantu siswa dalam mengatasi secara bebas dan sukses situasi-situasi yang menegangkan dan mencemaskan. Misalnya , mendorong siswa yang pemalu untuk mengajarkan siswa lain cara memahami materi pelajaran, b) membuat tahapan jangka pendek untuk menuju pencapaian tujuan jangka panjang, seperti ulangan harian, mingguan, dan mid semester agar siswa memiliki pembendaharaan soal untuk persiapan menghadapi ujian atau ulangan semester
• membantu siswa untuk mengnal perbedaan dan persamaan terhadap situasi-situasi sehingga mereka dapat membedakan dan mengeneralisasikan secara tepat. Misalnya menyakinkan siswa yang cemas ketika menghadapi ujian nasional dan lain-lain.

3. Edward Lee Throndike
Edward mengatakan bhawa prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada dilingkungan sehingga menimbulkan respon secara reflek. Stimulus yang terjadi setelah sebuah prilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.
Beberapa konsep belajar di atas telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia pendidikan. Terlepas dari kelebihan konsep belajar behavioristik ini memiliki kelemahan-kelamahan antara lain :
• Proses belajar dipandang sebagai kegiatan yang diamati langsung, padahal belajar adalah kegiatan yang ada dalam sistem saraf manusia yang tidak terlihat kecuali melalui gejala
• Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanik sehingga terkesan seperti mesin atau robot, padahal manusia mempunyai sel control dan self regulatif yang bersifat kognitif yang terkadan tidak respon karena kegiatan itu tidak sesuai dengan keinginannya
• Proses belajar dianalogikan manusia seperti kegiatan belajar hewan sangat sulit diterima, mengingat terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara manuisa dengan hewan.

C. Konsep Belajar Kognitivisme
Kegiatan belajar tidak hanya sekedar stimulus dan respon tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan sikap mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunkan pengetahuan. Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan dan keyakinan. Pada tataran belajar kognitivisme mencakup beberapa konsep antara lain :
1. Teori Gestalt
Gestalt memandang belajar adalah proses yang didasarkan pada pemahaman, karena dasarnya setiap tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal dan memikirkan situasi di mana tingkah laku itu tersebut terjadi. Pada situasi belajar, keterlibatan seseorang secara langsung akan menghasilkan pemahaman yang dapat membantu individu memecahkan masalah. Proses belajar yang menggunakan insigh mempunyai ciri-ciri; a) tergantung pada kemampuan dasar individu, b) tergantung pada pengalaman masa lalu yang relevan, c) tergantung pada penagturan situasi belajar, d) didahului dengan periode mencari dan mencoba-coba, e) solusi problem dengan insigh dapat diulangi dengan mudah, dan akan berlaku secara langsung., f) jika insight sudah terbentuk, maka problem-problem akan mudah diatasi.

2. Model mengelola inormasi
Dalam aliran kognisi ada berberapa teori memori yang pada umumnya menjelaskan tentang bagaimana mengelola innformasi antara lain ; a) pentingnya pengetahuan dalam belajar, b) macam-macam pengetahuan, c) memproses informasi

3. Model tingkatan-tingkatan mengelola informasi

4. Alternatif lain untuk tiga model

D.Konsep pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan sistem pembelajaran yang holistik ( menyeluruh).
Pembelajaran ini terdiri atas komponen-komponen yang saling terkait, yang apabila
dilaksanakan masing-masing memberikan dampak sesuai dengan peranannya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar